Wednesday, December 5, 2018

Ada Apa Saja di Perkembangan Anak 3 Tahun, ya? Mum Perlu Belajar, nih.


Si kecil baru saja melewati ulang tahun ke-3nya, dan Mum sudah terheran-heran dengan perubahan
pesatnya? Tak perlu kaget, Mum. Karena perkembangan anak 3 tahun memang amat menakjubkan
sekaligus menantang. Para ahli terkadang mengatakan, "Welcome to threenager phase."
Banyak sekali perkembangan anak 3 tahun yang Mum bisa amati dan pelajari. Namun, tentu saja,
Mum juga harus menyiapkan diri dengan napas panjang serta kesabaran menghadapi para threenager
cilik ini. Selebihnya, selamat bersenang-senang!
Adakalanya si Kecil menguji aturan Mum dan pasangan. Meskipun begitu, frekuensi tantrum-nya bisa
dibilang lebih jauh berkurang dibanding saat usianya 2 tahun. Fokus perhatiannya juga sudah mulai
terasah, sehingga si Kecil tidak mudah terditraksi. Mum sudah mulai bisa membiarkannya bermain
sendiri, tanpa perlu mengkhawatirkannya merusak benda-benda untuk memuaskan rasa ingin tahunya.
Yuk, kita simak perkembangan apa saja yang bakal si Kecil hadapi di usia 3 tahun.

Fisik

  • Perkembangan fisik si Kecil sudah semakin baik. Poros tubuhnya sudah menemukan
  • keseimbangannya. Meskipun masih kesulitan mendarat di dua kakinya saat melompat, namun si Kecil sudah bisa naik turun anak tangga dengan sigap. Dia juga sudah bisa menyimbangkan gerak tangan dan kaki bersilang, yang membuatnya siap belajar mengayuh sepeda roda tiga.
  • Sudah bisa melihat arah bola yang dilempar kepadanya, lalu menangkapnya dengan kedua tangan, atau tubuhnya.
  • Sudah bisa belajar berjalan berjinjit atau bertumpu pada tumit, bahkan berdiri di atas satu kaki untuk waktu sebentar.
  • Mampu mendorong atau menarik benda-benda besar, seperti stroller atau kereta belanja, lurus maupun berbelok.

Sosial

  • Jiwa empatinya mulai tumbuh. Si Kecil akan mulai tertarik membantu pekerjaan rumah. Kebanyakan menirukan gerak-gerik Mum saat menyapu, membereskan tempat tidur, atau memasak. Namun tentu saja, tidak dalam rentang waktu yang panjang, atau sampai selesai. Si Kecil akan segera teralihkan jika ada aktivitas lain yang lebih menarik lagi. Untuk itu, sebaiknya Mum tidak terburu-buru melarangnya saat mencoba membantu menyapu. Meskipun, hasilnya belum sempurna, tetap beri apresiasi padanya. Itu akan membuat empatinya tumbuh.
  • Sangat menyukai kegiatan mengangkat dering telepon, dan mendengar suara orang yang menelepon. Namun, belum terlalu mengerti dan tanggap untuk segera memberikannya kepada Mum. Beri pengertian sekaligus mengajarkan tata krama menerima telepon kepadanya.
  • Sangat antusias pada perayaan ulang tahun atau peringatan hari raya. Yang membuat si Kecil menumbuhkan keberaniannya untuk terlibat pada suasana yang ramai orang. Dia sudah cukup siap untuk berinteraksi bermain bersama anak lain dan membangun kehidupan sosial.

Akal

  • Penguasaan kosa katanya sudah berkembang jauh menjadi 900 kata. Membuat si Kecil sudah dapat memahami instruksi sederhana sekaligus mematuhinya. Si Kecil juga sudah bisa mengungkapkan pendapat maupun keinginannya, dalam susunan kalimat pendek dan sederhana. Jika Mum terbiasa mendongeng atau bercerita, akan membuatnya semakin terstimulasi mengembangkan kemampuannya verbalnya semakin pesat.
  • Kemampuan berfantasinya juga mulai berkembang. Si Kecil akan mulai mengarang cerita yang berdasarkan khayalannya. Dia akan mulai suka bercerita pada orang-orang dewasa di sekitarnya.
  • Mulai banyak memberi pertanyaan tentang berbagai hal. Persiapkan diri Mum untuk menerima pertanyaan "Kenapa" berulang kali dari si Kecil.
  • Sudah bisa menganalisa logika dalam dongeng yang ia dengar. Dan mudah menyamakan kehidupannya dengan kehidupan di dalam dongeng.
  • Sudah mengembangkan rutinitas. Si Kecil di usianya yang memasuki 3 tahun, sudah cukup mahir mengetahui jadwal hariannya. Seperti kapan jam makan, mandi, dan tidur siang.
  • Mulai mengembangkan ego ke"aku"annya. Si Kecil akan lebih menguji batasan-batasan aturan keluarga yang Mum tetapkan. Kemampuan negosiasinya berkembang dan ngeyelnya pun mulai timbul.
Nah, itu tadi beberapa perkembangan anak 3 tahun yang dapat Mum simak. Cukup menantang
dan menyenangkan, bukan? Happy parenting!

Sunday, November 25, 2018

Memahami Optimal Tidaknya Perkembangan Fisik Anak Di Usia 2 Tahun


Penting untuk mengetahui perkembangan fisik anak sejak masih kecil. Bunda yang memahaminya
akan tahu secara keseluruhan tentang kemajuan yang dimiliki buah hati. Mulai ketika memasuki usia
mingguan, bulanan sampai tahunan.
Fisik anak akan terus berkembang sesuai usianya. Perkembangan ini lazim dimiliki oleh anak.
Kemajuannya akan mencengangkan bunda sendiri.
Selain kekuatan tubuh dan bertambah tingginya si kecil, buah hati akan mulai melakukan banyak
kegiatan. Anak akan mulai bergerak kesana kemari dengan sangat percaya diri. Tentunya diimbangi
dengan koordinasi, keseimbangan dan kemampuan mengontrol sistem motoriknya yang jauh lebih baik.
Kemampuan fisiknya ini bisa dicontohkan dengan kemampuan anak dalam berdiri. Di  awal, si kecil
mungkin akan terjatuh karena belum memiliki keseimbangan. Namun beberapa saat kemudian,
anak akan mampu berdiri dengan baik, berlarian sampai melompat.
Keterampilan inilah yang harusnya diperhatikan oleh bunda. Tapi pastikan bahwa bunda tahu apa saja
yang bisa dilakukan anak di usianya yang masih 2 tahunan. Karena keterampilan anak disesuaikan
dengan usianya. Artinya, idealnya anak usia 2 tahun sudah bisa melakukan beberapa kegiatan tapi
masih jauh dari kata sempurna.
Gunanya Mengikuti Perkembangan Fisik Anak
Keterampilan yang melibatkan kekuatan fisik ini mengacu pada perkembangan motorik anak.
Perkembangan motorik ini akan berbeda-beda pada anak. Tergantung kondisi yang dialami oleh anak.
Ketika fisik anak lemah, keterampilan yang melibatkan kekuatan fisiknya tidak akan muncul seperti
yang diinginkan. Sebaliknya bila kekuatan fisiknya besar, keterampilannya dalam memanfaatkan
fisiknya akan cukup membuat bunda takjub.
Bagi bunda, memahami perkembangan fisik dari buah hati ini sangat penting. Banyak manfaat yang
bisa bunda dapatkan dari seringnya memperhatikan hal tersebut. Salah satunya adalah untuk
memastikan apa yang mungkin kurang dari pendampingan bunda pada anak.
Contohnya bila anak usia tertentu belum mampu melakukan banyak hal seperti kebanyakan anak usia
tersebut. Bunda tentunya akan menyadari bahwa ada beberapa hal yang mungkin bunda tidak penuhi.
Misalnya anak belum mau berdiri di usia 1 tahunan lebih. Bunda mungkin akan bertanya-tanya tentang
apa masalahnya. Bunda bisa langsung mengupayakan banyak hal untuk mendukungnya. Mulai dari
mencukupkan kebutuhan nutrisinya untuk menunjang kekuatan fisiknya sampai mengobatkan anak bila
terjadi masalah.
Selain itu, bunda juga bisa memasukkan ide-ide untuk menstimulasi kemampuan yang harusnya
dimiliki oleh anak. Stimulasi ini bisa menjadi jawaban kenapa anak belum mau menunjukkan
keterampilannya.
Pemberian stimulasi ini setidaknya akan menentukan seberapa jauh kemajuan fisik anak. Bahkan,
bunda bisa mengukur ketepatan stimulasi yang diberikan pada anak.
Intinya, kegunaan dari memahami kemajuan anak adalah untuk memantau apa saja yang berhubungan
dengan keterampilan anak. Ketika didapati kemajuan anak meningkat, berarti bunda sebenarnya telah
tepat dalam menjaga anak.
Sebaliknya bila anak tidak kunjung menunjukkan keterampilan khusus di usia tertentu, berarti ada yang
kurang dari pendampingan bunda. Entah itu belum cukupnya nutrisi yang diberikan pada anak, ataupun
kurangnya stimulasi yang diberikan pada anak.
Dengan memahami keduanya, bunda akan tahu secara pasti apa yang bakalan bunda lakukan untuk
mendukung perkembangan fisik anak. Makanya, bunda yang bijak adalah bunda yang punya banyak
waktu untuk anaknya, serta mau mengajari banyak hal untuk meningkatkan keterampilan yang dimiliki
buah hatinya.
Ciri Kemajuan Fisik Anak Usia 2 Tahun
Anak usia 2 tahunan tentu saja sudah bisa melakukan banyak hal. Karena fisiknya sudah sangat kuat
dibandingkan sebelumnya.
Begitu banyak hal-hal hebat yang telah mampu dilakukannya. Ini menunjukkan adanya kemajuan
dalam pertumbuhannya. Meskipun begitu, terkadang ada juga anak yang belum mampu untuk
melakukan banyak hal.
Belum mampunya anak melakukan kegiatan fisik menandai adanya masalah dalam diri anak.
Inilah yang harus dipahami oleh bunda. Tentunya supaya buah hati tidak tertinggal dengan teman
sebayanya.
Bicara mengenai perkembangan fisik anak usia 2 tahun, bunda harus memahami kegiatan apa saja
yang sebenarnya anak telah mampu lakukan. Jadi, bunda perlu tahu idealnya anak saja, atau rata-rata
yang menandai kemajuan anak di usia 2 tahunan.
Ciri-ciri anak usia 2 tahun yang berkembang fisiknya adalah aktifnya anak dalam mengeksplor
lingkungannya. Artinya, ada keaktifan anak di dalam dunianya. Membuat anak bisa berpindah
kemanapun yang ia sukai.
Beberapa hal yang sudah dikuasainya adalah berguling, merangkak, berdiri, berlari sampai memanjat.
Kesemuanya telah mampu dilakukan dengan sangat hebatnya.
Kemudian, anak juga sudah mampu memegang erat benda seperti bola. Bahkan juga bisa menendang
ke posisi yang diinginkannya.
Apabila Anak belum mampu melakukannya, berarti ada keterlambatan dalam perkembangan fisiknya.
Bisa jadi ini disebabkan oleh lemahnya tubuh. Artinya, kekuatan fisiknya masih lemah lantaran tidak
terbentuk sempurna.
Hal ini juga bisa disebabkan terlalu gemuknya anak. Anak yang terlalu gemuk akan malas untuk
berlarian/melompat. Karena anak merasa kewalahan dengan berat badannya.
Maksudnya, anak tidak kuat menopang tubuhnya sehingga membuatnya malas untuk berpindah ke
tempat lainnya.
Ketika ini terjadi, sudah semestinya bunda perlu menurunkan berat badannya. Setelah itu, rajinlah
untuk mendorong anak agar mau melakukannya. Contohnya adalah dengan memberikan permainan
yang memungkinkan anak untuk melatih kemampuan fisiknya.
Salah satu contoh permainan yang bisa dimainkan dengan anak adalah permainan menggelindingkan
bola. Caranya adalah dengan duduk berhadapan dengan anak. Rayu anak agar mau menangkap bola.
Jika sudah terbiasa, anak biasanya akan menangkap erat, bahkan bisa juga melemparnya. Ini menandai bahwa ada perkembangan dibandingkan sebelumnya. Intinya, meneliti perkembangan fisik anak ini ditujukan untuk melihat seberapa besar perkembangannya di tiap usianya.

Tuesday, November 20, 2018

Mengenal Tahap Perkembangan Motorik Kasar Pada Balita

Masa kanak-kanak adalah masa pertumbuhan bagi anak. Pada masa ini lebih sering kita sebut sebagai masa emas tumbuh kembang anak. Perkembangan motorik anak baik itu motorik kasar maupun halus juga mulai berkembang sejak ia masih berusia 0 bulan. Anak akan tumbuh, belajar, dan mengeksplorasi apa saja yang ada di sekitarnya. Perkembangan anak di usia 2 sampai 3 tahun akan berpengaruh penting pada tahap perkembangan selanjutnya.

Untuk itu, sebagai orang tua Mum wajib meluangkan waktu ntuk memperhatikan setiap perkembangan yang dilalui oleh balita. Dengan perhatian dan dukungan serta stimulasi yang Mum berikan dapat membantu perkembangan motorik anak berkembang dengan maksimal. Mum juga bisa memberikan asupan nutrisi dan gizi yang dibutuhkan tubuh ballita untuk mendukung setiap tumbuh kembangnya.

Untuk meningkatkan perkembangan motorik pada anak, Mum bisa melakukan beberapa latihan keterampilan atau stimulasi untuk merangsang kekuatan saraf motorik pada balita. Sejatinya, ada dua jenis perkembangan motorik pada balita yakni motorik kasar dan motorik halus. Motorik halus merupakan sebuah keterampilan yang membutuhkan kecermatan dan gerakan-gerakan yang kecil. kegiatan untuk melatih motorik halus biasanya dilakukan dengan menggunakan jari seperti menggunting, menulis, merobek, melipat dan merangkai.

Sedangkan pengertian untuk perkembangan motorik kasar adalah sebuah keterampilan yang melibatkan kekuatan otot besar. Kegiatan stimulasi yang bisa Mum lakukan untuk melatih motorik kasar anak adalah dengan melatihnya berjalan, berlari, memanjat dan melompat. Kegiatan ini membutuhkan koordinasi dan keseimbangan yang baik antara anggota tubuh yang satu dengan yang lainnya.

Adapun tahapan perkembangan motorik anak yang bisa Mum perhatikan adalah sebagai berikut ini :

Perkembangan saraf motorik kasar anak usia 0-1 tahun
pada usia ini, tumbuh kembang balita akan mulai bisa menggerakkan saraf motoriknya. Misalnya pada usia 1-3 bulan balita mulai bisa mengangkat kepala dan perutnya. Selain itu perkembangan motorik bayi lainnya bisa Mum lihat seperti berguling dari arah perut ke punggung atau sebaliknya. Duduk tegak tanpa sMumran, merangkak dengan bantuan perut, lalu memiliki kemajuan dengan merangkak menggunakan bantuan lutut. Semakin bertambah usia, semakin berkembang pula kemampuan saraf motorik bayi, pada usia 10 bulan hingga 15 bulan bayi akan mulai belajar berjalan tanpa bantuan.

Perkembangan saraf motorik kasar pada anak usia 2-3 tahun
Pada usia 2 hingga 3 tahun perkembangan motorik kasar pada bayi juga akan mengalami peningkatan seperti merangkak menaiki dan menuruni anak tangga. Usia yang bertambah pun akan meningkatkan kecerdasan anak, ia akan bisa melangkah menaiki tangga dengan bertumpu pada satu tangan. Di usia yang memasuki usia 2 tahun ia akan mulai bisa berlari, berjalan menyamping, melompat , menendang dan berdiri dengan dua kaki tanpa bantuan apapun.

Perkembangan saraf motorik kasar anak usia 2-3 tahun
Pada usia ini, saraf motorik anak semakin berkembang dengan pesat. Pasalnya pada usia ini anak akan bisa menuruni anak tangga tanpa berpegangan. Balita juga akan mampu melempar bola tenis sejauh 1-2 meter, melompat ke depan dengan kedua kakinya sejauh 50 cm. Bukan hanya itu, anak juga akan bisa berdiri dengan satu kaki selama 3-5 detik.

Sebagai orangtua tentu sangat penting bagi Mum mengetahui tahapan perkembangan agar tepat saat memberikan stimulasi untuk merangsang kemampuan motorik kasar anak. tahapan perkembangan pada bayi memiliki perbedaan yang signifikan. Setiap bayi memiliki siklus perkembangan dan pertumbuhan yang berbeda.

Perkembangan miotorik anak merupakan sebuah keterampilan yang harus dilatih. Mum wajib memberikan stimulasi yang tepat sesuai dengan usia yang dimiliki oleh balita. Tidak boleh memaksakan stimulasi seperti melompat, berdiri atau stimulasi rangsangan motorik kasar lainnya pada bayi yang belum memenuhi umur untuk mendapatkan stimulasi tersebut, karena bisa berakibat fatal pada kesehatan dan perkembangan balita di masa yang akan datang.

Sunday, November 18, 2018

Perkembangan Anak Usia 2 Tahun, Sudah Bisa Apa?

Apa saja yang sudah bisa dilakukan di perkembangan anak usia 2 tahun? Pada usia anak 2 tahun, seharusnya tumbuh kembangnya sudah mulai banyak ya bunda. Baik fisik, motorik maupun otaknya mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Bunda sebagai orang tua harusnya tahu apa-apa saja yang seharusnya terjadi pada si kecil usia 2 tahun mengenai pertumbuhan perkembangannya. Nah, untuk itu silahkan simak ulasan kami berikut ini tentang tumbuh kembang anak usia 2 tahun.

Menurtu Erikson, setiap anak memiliki perkembangan anak usia 2 tahun yang berbeda-beda. Mungkin sebagian besar perkembangan anak akan urut sesuai kemampuannya. Namun ada juga anak yang perkembangannya tidak urut seperti pada umumnya. Meskipun demikian, setidaknya bunda harus tahu pedoman tahapan perkembangan anak sesuai usianya sehingga bisa menilai apakah si kecil tumbuh dan berkembang normal seperti di usianya.

Banyak contoh tumbuh kembang anak usia 2 tahun yang biasanya terlihat jelas oleh orang disekitarnya. Karena ketika anak berusia 2 tahun, syaraf otaknya mulai terbentuk dan tak terhitung jumlahnya. Jadi, jangan heran jika anak diusia ini sudah sangat pintar dalam mengutakaran maksudnya atau mengeksplore kemampuannya. Nah, apa saja sih perkembangan anak usia 2 tahun yang ideal?

Perkembangan Anak Usia 2 Tahun Yang Ideal
  • Pertumbuhan fisik
Dari segi fisik, banyak yang terjadi pada anak ketika menginjak usia 2 tahun. Biasanya pada usia ini si kecil mengalami pertumbuhan 16 gigi pertamanya. Selain itu, berat dan tinggi badan anak juga mengalami kenaikan. Umumnya idealnya, berat badan anak 2 tahun adalah sekitar 10-13 kilogram dengan tinggi badan kisaran 84-89 cm.

  • Perkembangan sensorik dan kognitif
Selain fisik, sensorik dan kognitif anak juga mengalami perkembangan. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan bicara pada anak. Anak usia 2 tahun sudah bisa menggabungkan 2-3 kata bahkan dapat merangkai sebuah kalimat. Kosa katanya juga semakin banyak, sehingga ia bisa mengatakan apa yang ingin ia katakan. Misalnya, ketika ia haus atau lapar dia bisa mengatakan dan berkomunikasi dengan orang terdekatnya dengan lebih jelas. Si kecil sudah belajar melepas dan memakai baju sendiri serta memahami nama bagian-bagian tubuhnya.

  • Perkembangan keterampilan motorik
Dari segi keterampilan motorik, anak usia 2 tahun juga sangat terlihat yaitu si kecil bisa berlari dengan koordinasi dengan baik. Sehingga ketika berjalan dan berlari ia mulai bisa menyeimbangkan tubuhnya menjadi lebih baik. Ketika berada di lingkungan sekitar, ia bisa aktif seperti menendang bola, menyusun balok, mrangkai puzzle dan lain sebagainya. Untuk yang lebih terampil, anak juga sudah bisa naik turun tangga sambil berpegangan.
  • Perkembangan emosi dan sosial
Yang terakhir adalah perkembangan emosi dan sosial anak juga berkembang. Usia 2 tahun anak sudah bisa mengendalikan emosinya sehingga tidak mudah menangis. Ia mulai bisa mandiri dan menirukan sikap orang lain atau orang yang ada disekitarnya. Pada usia ini si kecil juga terkadang suka gemas dan relek memeluk atau bahkan mencubit orang yang ada disekitarnya.

Nah, itulah beberapa perkembangan baik dari segi fisik, emosional, sensorik serta motorik. Sebetulnya masih ada 1 lagi yaitu perkembangan anak usia 2 tahun dari segi memori tapi mungkin akan dibahas lain waktu. Bagaimana bunda, apakah si kecil juga mengalami perkembangan seperti yang kami sebutkan tadi? Jika tidak, bunda tidak perlu khawatir karena memang setiap anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda. Konsultasikan ke dokter anak untuk tahu pertumbuhan dan perkembangan anak. semoga bermanfaat.

Thursday, November 8, 2018

Tahap Perkembangan Motorik Anak dari Waktu ke Waktu

Perkembangan motorik anak menjadi salah satu perkembangan si Kecil yang dapat secara langsung disadari oleh Bunda. Bagaimana tidak? Bagi Bunda, rasanya si Kecil baru kemarin masih berada di dalam pelukan Bunda dan membutuhkan Bunda untuk dapat bergerak ke manapun. Namun sekarang, ada banyak hal yang sudah dapat dilakukan oleh si Kecil seorang diri, seperti berlari, melompat, maupun gerakan fisik lainnya yang membuatnya dapat mengeksplorasi dunia sekitar.
Seiring dengan bertambahnya usia si Kecil, maka keterampilan motoriknya juga akan berkembang. Perkembangan ini biasanya terjadi secara bertahap, dimulai dari yang sederhana saat ia baru lahir hingga saat ia sudah memasuki usia sekolah. Yuk, Bunda, pahami tahap-tahap perkembangan motorik anak dari waktu ke waktu. Meskipun demikian, perlu diingat bahwa tahapan ini akan dirasakan berbeda-beda pada setiap anak.
Bayi (0-12 bulan)
Di waktu antara bayi baru lahir hingga 1 bulan usianya, si Kecil akan menunjukkan pergerakan yang spontan sebagai respons stimulus dari luar. Maka dari itu, tidak mengherankan ketika jari-jemari Bunda digenggam oleh si Kecil saat tangan kita berada di dekatnya. Pada tahapan ini, bayi sudah dapat melihat objek yang dekat dengan matanya seperti wajah Bunda, mengenal beberapa macam bau, menggerakan kepalanya dari satu sisi ke sisi lain, tersenyum, hingga menangis.
Keterampilannya akan semakin berkembang ketika Si Kecil sudah menginjak usia 1 hingga 12 bulan. Ia dapat mengontrol pergerakan kepala dan bermain dengan kedua tangannya. Mereka juga mulai dapat merespon namanya, mengoceh, merangkak di atas perutnya, duduk sebentar, berdiri dengan bantuan Bunda, dan mengangkat objek dengan jari-jemarinya.
Batita (1-3 tahun)
Pada usia batita, anak akan menunjukkan perilaku yang dibiasakan untuknya. Bunda dapat mulai mengenalkan rutinitas waktu tidur pada si Kecil. Pada tahapan ini pula, walaupun masih kaku, mereka dapat berjalan sendiri, naik tangga, melompat, memegang pensil warna, menggambar hal-hal sederhana, dan bermain dengan mainan-mainan mereka sendiri.
Prasekolah atau Balita (3-5 tahun)
Tahapan perkembangan motorik anak di masa prasekolah ini terjadi antara usianya yang ke-3 hingga 5 tahun. Perkembangan motoriknya di masa ini akan sangat berkembang dan keterampilan motorik halusnya mulai terjadi penyempurnaan. Bunda dapat mengajaknya main di luar bersama, karena pada tahapan ini, si Kecil akan dapat melempar bola di atas kepalanya, melompat-lompat, berdiri di atas satu kaki, menggambar orang, dan memakai bajunya sendiri.
Masa Sekolah (5-12 tahun)
Ketika si Kecil sudah memasuki masa sekolah, perkembangan dirinya pun juga akan semakin meningkat. Ini merupakan salah satu tahapan yang penting karena ia mulai berinteraksi dengan teman-teman sebayanya. Pada tahapan ini, si Kecil sudah lebih bertanggung jawab dan lebih mandiri. Pun dengan perkembangan motoriknya yang sudah lebih meningkat.
Bunda secara tidak langsung maupun langsung dapat berperan aktif dalam perkembangan motorik si Kecil. Selain membantunya untuk berkembang, waktu yang dihabiskan antara Bunda dan si Kecil akan menambah kedekatan dan juga keakraban. Sesuai dengan usia dan tahapannya, beberapa hal yang dapat Bunda lakukan adalah:
  1. Untuk bayi, tidurkan bayi dengan posisi tengkurap. Perutnya yang berada di bawah akan membuat otot leher dan punggungnya berkembang.
  2. Pastikan lingkungan rumah yang aman sehingga bayi dapat menjelajahi rumah dengan aman.
  3. Berikan waktu bermain di luar pada anak sehingga mereka dapat berlari dan melompat.
  4. Berikan pula mainan yang sesuai usia dan dari bahan yang berbeda-beda untuk meningkatkan indra perabanya.
  5. Kurangi waktu bermain gadget maupun menghabiskan waktu di depan televisi untuk berinteraksi dengan si Kecil, agar keterampilan sosialnya juga berkembang.

Carilah informasi sebanyak-banyaknya dan pelajari tahapan-tahapan perkembangan motorik anak lainnya agar tumbuh kembang si Kecil dapat maksimal.

Sunday, November 4, 2018

Fase Paling Fundamental Yang Menandai Perkembangan Motorik Anak

Setiap anak akan mengalami beberapa fase terkait motorik kasar anak. Tahapan ini menandai bahwa adanya peningkatan kemampuan si kecil. Dan keterampilannya akan semakin sempurna seiring bertambahnya usia.
Keterampilan dalam memadukan pemikiran sebagai sumber penggerak dengan otot sangatlah berpengaruh. Keterpaduan antara keduanya membuat keseimbangan. Hasilnya, anak mampu melakukan sejumlah aktifitas.
Sempurnanya kemampuan ini bakalan mendukung keberhasilannya di masa mendatang. Karena hampir keseluruhan hidup seseorang akan memanfaatkan kemampuan fisiknya. Makanya, seseorang yang bisa memadukan otak dan otot akan cenderung memiliki presentase sukses lebih besar dari pada yang tidak.
Nah, bicara mengenai perkembangan motorik kasar, Gallahue dan Ozmun dalam bukunya yang berjudul Understanding Motor Development mengatakan jika perkembangan motorik yang dimiliki anak berbeda-beda. Namun begitu, tahapannya tetap sama. Yaitu terbagi menjadi tiga fase seperti berikut.
Fase Gerakan Motorik Kasar Pada Anak
Dikatakan bahwa anak akan mengalami tiga fase yang terbangun untuk kesempurnaan sistem motorik kasarnya. Gabungan dari ketiganya menentukan keberhasilan perkembangannya. Dan inilah yang perlu dilatih oleh anak.
  1. Fase Gerakan Lokomotor
Bicara tentang motorik kasar anak usia 3 tahun, ini tidak bisa dilepaskan dari urutan kegiatan yang dilakukannya. Kelincahannya dalam memanfaatkan anggota badannya diawali dengan hal-hal yang sederhana. Pastinya, ini perlu latihan yang memakan waktu lama.
Anak akan mulai mencoba untuk melakukan sejumlah kegiatan yang dimengerti. Yakni bagaimana cara memanfaatkan anggota tubuhnya untuk bergerak. Pemahaman ini didapatkan dari apa yang dilihatnya.
Setiap anak juga mengalami serangkaian fase terkait kemampuan tersebut. Salah satunya adalah fase gerakan lokomotor ini.
Fase ini berhubungan dengan bagaimana melakukan gerakan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya. Tentunya, otot besar yang kuat akan mempengaruhi perindahannya ke area lainnya.
Contoh dari gerakan lokomotor adalah gerakan berjalan ke suatu tempat. Selain itu, gerakan melompat ke suatu area maupun menendang dengan keras juga merupakan bagian dari fase lokomotor. Fase ini pastinya akan terjadi pada setiap anak.
Kemampuan bergerak ke suatu tempat ini harus didukung dengan kekuatan fisiknya. Fisik yang kuat akan membuat kaki maupun kaki bisa menopang berat tubuhnya. Akhirnya, si kecil bisa bergerak sesuai tempat yang dituju.
  1. Fase Gerakan Nonlokomotor
Selain fase pertama, si kecil juga akan mengalami fase nonlokomotor. Pada tahap ini, bukan hanya kekuatan fisik saja, melainkan juga kemampuan dalam mengkoordinasikan otak dan sistem syaraf di dalam tubuh.
Fase ini berhubungan dengan bagaimana anak dalam menyeimbangkan tubuhnya. Kuncinya adalah koordinasi dari seluruh anggota tubuh dalam melakukan setiap gerakan. Buahnya adalah anak tidak mudah jatuh.
Contoh dari gerakan nonlokomotor adalah berayun, membungkuk dan memutar. Gerakan-gerakan ini memerlukan keterpaduan antara seluruh anggota tubuh. Fungsinya adalah menjaga keseimbangan saat melakukan gerakan.
Latihan sangat diperlukan untuk bisa membuat seluruh otot lentur. Pastinya, otot besar mampu berfungsi dengan sempurna sehingga si kecil tetap stabil.
  1. Fase Gerakan Manipulatif
Fase ketiga dari motorik kasar anak adalah gerakan manipulatif. Gerakan dilakukan untuk menangkap perhatian objek. Si kecil bisa melakukan apapun dengan obyek yang ada di sampingnya.
Gerakan manipulatif ini dicontohkan dengan gerakan menangkap benda, menggelindingkan benda sampai memukul. Yang pasti, gerakan yang dilakukan berhubungan dengan benda-benda sekitar.
Cara Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Pada Anak
Keterampilan ini menjadi bekalan dari dalam tubuh anak. Jaringan otot yang terbentuk sempurna bakalan mendukung semua gerakan. Dan gerakan-gerakan luar biasa ini akan terus mengalami peningkatan.
Meskipun begitu, beberapa kasus menyebutkan bahwa tidak semua anak memiliki keterampilan yang sama walaupun usianya sama. Pasalnya, ada tingkat kesukaran yang akan dijumpai sehingga anak belum mampu menguasainya.
Supaya anak tidak terlambat dalam memanfaatkan motorik kasarnya, praktek langsung seharusnya dilakukan. Dukungan dari bunda sangat diperlukan. Tujuannya adalah untuk memotivasi anak agar tidak takut untuk melakukannya.
Ketika anak muncul keberaniannya, anak akan bersemangat untuk mencoba. Dan ini akan dilakukan secara terus-menerus sampai menguasainya. Contohnya adalah bisa berjalan lancar, dan terlihat memiliki keseimbangan dalam gerakannya.
Sebelum memberikan motivasi, bunda juga perlu memilihkan satu jenis aktifitas. Aktifitas yang menyenangkan akan sangat menggugah rasa penasarannya. Dan aktifitas ini harusnya bisa memanfaatkan kekuatan fisiknya.
Contoh paling mudah adalah mengajarkannya teknik menari atau bermain dengan kekuatan fisiknya. Teknik yang dipilih harus disesuaikan dengan kemampuan si kecil. Artinya, jangan memaksakan kehendak dengan meminta untuk melakukan hal yang belum siap untuk dilakukan.
Memaksanya hanya akan menimbulkan resiko cedera. Ketika anak merasa tertekan dan tidak nyaman dengan aktifitasnya, praktis anak tidak akan mau melakukannya kembali. Akibatnya, bunda tidak bisa meningkatkan keterampilannya.
Mengenai jenis tarian ini, bunda bisa mencari referensinya di media internet. Banyak sekali jenis tarian yang dikhususkan untuk anak-anak. Gerakan-gerakan sederhana yang ada dalam tarian akan dipahami. Selanjutnya, anak akan mencoba menirunya di berbagai kesempatan.
Malahan, anak akan terus mencobanya di setiap kali. Karena anak bahagia mampu melakukannya. Ini bukti dari rasa aman dan nyaman ketika melakukan gerakan tersebut.
Dengan terbiasanya melakukan gerakan tersebut, si kecil akan terlatih otot-ototnya. Ototnya menjadi lebih kuat, mampu menopang tubuh, serta bisa menyeimbangkan tubuhnya saat bergerak.
Yang perlu dipahami oleh bunda adalah mengajarkannya. Kemudian perhatikan durasi waktunya. Bagi anak, cukup ajarkan sekitar 3 menitan. Itu sudah cukup untuk membantunya, dan tidak membuat anak kecapekan.

Itulah sekilas mengenai fase motorik anak dan cara meningkatkannya. Jadi, sudahkah bunda melatih motorik kasar anak selama ini?

Tuesday, October 30, 2018

Pahami Tahapan Perkembangan Bayi Dari Segi Bahasa

Sejak dalam dikadungan setiap anak mengalami pertumbuhan dan pekembangan. Bahkan sejak ia dilahirkan perkenbangan termasuk perkembangan dalam segi bahasa anak sudah dimulai. Ya, meskipun pada saat itu belum mampu mengucapkan kata-kata, namun melalui melalui tangisan, ekspresi wajah, dan gerakkan, ia berusaha menjalin komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya. Dari situlah Tahapan perkembangan bayi dari segi bahasa sudah terjadi.
Jika sudah melewati fase bayi, perkembangan bahasa anak usia dini berlangsung semakin pesat. Bahkan mengangumkan, si kecil sudah bisa berkomunikasi sejak ia usia 1 tahun. Meskipun pengucapan kata-katanya belum begitu jelas, namun hal ini cukup penting untuk melihat apakah si kecil mengalami tahapan perkembangan bayi yang ideal dengan anak sebaya nya.
Orang tua sudah seharusnya tahu tahap perkembangan anak termasuk dari segi kemampuan bahasa dan bicara pada anak. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan seperti keterlambatan bicara pada anak. Jika bunda tak tahu tahapan perkembangan anak, maka pasti bunda juga tidak akan tahu apakah si kecil mengalami masalah dalam perkembangannya.
Nah, karena mengetahui tahapan perkembangan bahasa anak adalah penting. Yuk simak ulasan kami berikut ini tentang tahapan perkembangan bahasa atau kemampuan bicara pada anak sesuai usianya. Pada dasarnya, tahap perkembangan bahasa pada anak terjadi dua tahap yaitu:
1. Tahap pralinguistik
Tahap ini terjadi saat bayi. Si kecil berusaha menjalin komunikasi dengan orang-orang di sekitarnya dengan cara menangis, menjerit, dan tertawa. Semakin bertambah usianya, kemampuan ini semakin meningkat meskipun kata yang diucapkan belum jelas.
2. Tahap linguistik
Tahap linguistik terjadi ketika si kecil belajar berbicara. Ia akan berusaha mengucapkan kata-kata dengan lebih jelas dan sudah dapat meangkai kata dalam satu kalimat.
Nah, sedangkan perkembangan bahasa sesuai dengan usianya terjadi pada usia 0-6 tahun yang merupakan periode kritis perkembangan kemampuan bahasa. Berikut perkembangan bahasa anak usia dini berdasarkan tahapan usia:
  • 0-12 bulan
Pada usia ini si kecil mampu merespons suara, dan mulai menunjukkan ketertarikan sosial terhadap wajah dan orang, memahami perintah verbal, serta mampu menunjuk ke arah yang diinginkan. Ia akan banyak menceloteh dan menjerit ketika diajak berkomunikasi atau ngobrol dengan bunda atau orang terdekat.
  • 1-2 tahun
Pada usia ini anak mampu memahami dan mengucapkan kata-kata tunggal. Kosa katanya juga semakin banyak. Setiap hari ia akan mempelajari kata-kata baru yang akan ia ucapkan.
  • 2-3 tahun
Bertambah usia menjadi 3 tahun, anak sudah bisa melakukan percakapan dengan keluarga maupun orang disekitar seperti bertanya “kenapa?” dan sudah bisa mengungkapkan keinginannya atau menolak sesuatu dengan mengucapkan “ndak mau”. Meskipun begitu kata-katanya dan pengucapannya belum sempurna.
  • 4-5 tahun
Pada usia ini anak sudah mampu bersosialisasi dan kemampuan berbicaranya lebih baik. Pemahaman kosakatanya semakin luas dan telah mampu memahami konsep-konsep warna, bentuk, ukuran, peristiwa, rasa, tekstur, dan bau. Pada usia ini anak sudah bisa mengajukan banyak pertanyaan pada orang-orang sekitar.
  • 5-6 tahun
Pada usia 5-6 tahun, bahasanya sudah mulai bagus karena ia sudah bisa memahami bahwa bahasa bukan sekadar ucapan, tetapi mengandung makna yang lebih luas. Ia bisa mengeskpresikan keinginan penolakan, dan kekagumannya; berinteraksi dengan teman-teman sebayanya, dan berimajinasi melalui bahasa.

Nah, itu dia tahapan perkembangan bayi dan anak terutama dari segi bahasa yang perlu bunda ketahui. Semoga bermanfaat!